Berapa banyak tulisan yang hendak saya buat tentang dia. Atau pertanyaannya, kapan saya harus berhenti menulis tentang dia, saya tidak tahu jawabannya. Mungkin saya tidak akan pernah berhenti menulis tentang dia.
Dia telah mengubahnya. Hidup saya, kini terasa beda. Saya tahu itu, saya bisa merasakannya. Semenjak kedatangannya.
Seperti terbangun dari mimpi-mimpi buruk.
Mungkin anda berfikir ini terlalu berlebihan. Mungkin anda berfikir semua ini hanya bualan. Tetapi, yah, itulah yang telah terjadi.
Dia hanyalah dia. Tidak ada sesuatu yang menarik dari wajahnya. Dia pun bukan tipe seorang pria yang memiliki jurus-jurus jitu untuk mendapatkan perhatian wanita.
Tetapi, dialah yang menjadi alasan atas sebuah garis lengkung di wajahku. Dia pula yang telah menjatuhkan tetes-tetes air mata di pipiku. Dialah yang membuat semua ini terasa seperti....hidup.
Mungkin dia tidak tahu, saya pun enggan memberitahu dia. Bukan karena alasan apapun, tetapi, entah mengapa, saya ingin ia menyadarinya sendiri.
Dia telah memberikan cintanya padaku. Dari sekian banyaknya wanita, dia memilihku.
Cinta itu seperti selalu ada untukku.
Cinta itu seperti selalu ada untukku.
Cinta itu seperti seutuhnya milikku.
Mungkin anda tidak mengerti apa yang saya maksud. Tak ada yang bisa mengerti cinta. Kecuali jika kita menuliskannya. Menuliskan apa yang kita rasa.Tapi belum tentu, tulisan ini dapat mewakilkan apa yang kita rasa. Bahasa terlalu terbatas.
Saya memang bukan siapa-siapa. Saya bukan seorang wanita kaya raya yang memiliki banyak harta. Tetapi, saya punya cinta dan kasih sayang untuknya. Dan itulah mungkin dua hal yang saya punya, yang tidak dimiliki orang lain, yang tidak bisa anda lihat dan yang akan saya berikan untuk dia. Hanya untuk dia.
Saya tidak tahu hal apa yang telah membuat saya begitu mencintainya. Mungkin mobilnya, mungkin motornya, mungkin juga rumahnya. Oh, tidak, bukan itu yang saya maksud.
Senyum kecilnya itu, bagaimana bisa saya tidak tersenyum kembali saat melihatnya.
Mungkin hanya sekedar mengingat sepatu lusuhnya, jam tangannya, balutan kaos keren, wangi badannya. Saya suka wanginya, itu yang membuat saya betah berlama-lama duduk begitu dekat dengannya. Karena wangi tubuhnya.
Saya norak, mungkin. Tapi saya suka. Perasaan suka ini yang akhirnya membuat saya jujur pada diri saya sendiri. Lalu menuliskannya di sini.
Sudah lama saya tidak bercerita dengan mata yang berbinar. Sudah lama saya tidak punya perasaan deg-degan kecil di sini. Saya bahkan takut kalau mungkin saya kehilangannya. Karena sebenarnya saya sendiri tidak mau.
Mungkin ini memang sebuah tulisan yang sangat tidak menarik. Tetapi saya hanya ingin anda tahu, dan anda harus tahu, bahwa kehadirannya telah mengubah hidup saya.
0 comments:
Post a Comment